Kasus BisnisInternasional

   1.1  Latar Belakang
Bisnis Internasional adalah bisnis yang kegiatannya melampaui batas suatu Negara. Banyak cara yang dilakukan untuk dapat berbisnis secara internasional. Mulai dari kegiatan perdagangan/trading (ekspor, subcontracting, counter trade), transfer (turnkey project, licencing, franchising), dan Foreign Direct Investment (joint venture,contract manufacturing, management contract, aliansi bisnis, dll). Karena bisnis ini menjanjikan dengan mampu meraih pasar yang luas, maka bisnis ini juga memiliki risiko yang cukup tinggi karena melibatkan banyak pihak-pihak dengan berbagai kepentingan yang juga berbeda. Salah satu risiko tersebut dapat berbentuk pencekalan atau penarikkan peredaran barang di pasar luar negeri seperti kasus yang akan kita bahas di makalah ini. Alangkah baiknya jika kita mampu menganalisis kasus berikut dan mengambil pelajaran agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
   1.2 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas pribadi sebagai salah satu kategori penilaian mata kuliah Bisnis Internasional. Selain itu, juga bertujuan agar penyusun dapat memahami contoh kasus bisnis internasional serta menganalisisnya dengan baik.
   1.3  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah contoh kasus Bisnis Internasional ?
2.      Apa analisis dan solusi kasus Bisnis Internasional ?
 
2.1 Kutipan Kasus
SENIN, 11 OKTOBER 2010 | 11:45 WIB
“Mengandung Pengawet Terlarang, Indomie Ditarik di Taiwan”
TEMPO Interaktif , Taiwan – Dua jaringan supermarket terbesar di Taiwan berhenti menjual produk mi instan merek Indomie setelah pemerintah Taiwan menemukan bahan pengawet yang dilarang di produk asal Indonesia. Pusat Keamanan Makanan Taiwan telah menguji mi tersebut dan bakal menanyakannya terhadap insiden tersebut ke para importir dan distributor. Importir dari Hong Kong mengatakan mi-mi tersebut diperkirakan dibawa ke Thailand secara ilegal. Beberapa warga Taiwan mengatakan mereka akan membeli mi merek lain. Sementara, para tenaga kerja Indonesia di Taiwan mengaku akan tetap memakan Indomie karena rasanya enak dan harganya murah.
Pemerintah Taiwan mengumumkan menarik mi instan Indomie, Jumat. Penarikan itu dilakukan setelah dua bahan pengawet terlarang, methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, ditemukan di dalam Indomie. Bahan pengawet tersebut hanya dibolehkan untuk kosmetik. Bahan pengawet tersebut dilarang digunakan di makanan-makanan di Taiwan, Kanada, dan Eropa. Jika bahan pengawet tersebut dikonsumsi, bisa menyebabkan orang muntah. Bahkan, kalau bahan pengawet tersebut dimakan untuk jangka waktu yang cukup lama atau dalam jumlah yang banyak, itu bisa menyebabkan metabolic acidosis, sebuah kondisi akibat terlalu banyak mengkonsumsi asam.
Jaringan toko ParknShop dan Wellcome menarik semua produk Indomie dari supermarket-supermarket milik mereka. Importir Indomie di Taiwan, Fok Hing (HK) Trading, mengatakan mi produk Indomie sudah memenuhi standar keamanan makanan di Hong Kong maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO). Fok Hing (HK) Trading mengutip penilaian kualitas Indomie pada Juni yang menyatakan tidak menemukan kandungan pengawet terlarang di Indomie.
"Mi Indomie aman dimakan dan mereka masuk ke Hong Kong melalui saluran impor resmi," tulis Fok Hing (HK) Trading. "Produk yang mengandung racun dan ditemukan di Taiwan diduga diimpor secara ilegal."
Sebuah supermarket Indonesia di Taiwan, East-Southern Cuisine Express, di Causeway Bay mengatakan bahwa produk Indomie mereka bukan barang selundupan dan aman dimakan. Satu paket berisi lima bungkus Indomie di Taiwan dijual 10 dolar Hong Kong (Rp 11. 500) Sementara, merek lainnya seharga 15 dolar Hong Kong (Rp 17.200) sampai 20 dolar Hong Kong (Rp 23.000). Indomie diminati di Hong Kong setelah sebuah iklan menunjukkan seorang bayi menari dan terbang setelah minum satu mangkuk Indomie.
Sementara itu, produsen Indomie di Indonesia, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), mengatakan produk-produk mereka sudah memenuhi standar internasional. (Baca: Produknya Ditarik di Taiwan, Ini Jawaban Indofood).
"ICBP menegaskan bahwa produk-produknya telah sesuai dengan petunjuk global yang dibuat CODEX Alimentarius Commission, badan standar makanan internasional. Kami sedang mengkaji situasi di Taiwan terkait beberapa laporan tersebut dan akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi konsumen kami di negara itu dan negara lainnya," ujar Direktur ICBP Taufik Wiraatmadja dalam siaran pers di situs Indofood, Senin (11/10).
2.1 Analisis Kasus
Kasus ini melibatkan beberapa pemeran bisnis internasional, yaitu pemerintahan Taiwan melalui FDA & DOH (Food and Drugs Administration Department Of Health)-nya, para importir melalui Fok Hing (HK) Trading, dua jaringan distributor dan retailer besar Taiwan melalui ParknShop dan Wellcome, perusahaan asal Indonesia melalui PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, dan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Marie Elka Pangestu). Masalah utamanya terletak pada temuan dua bahan pengawet terlarang, methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, yang notabene sangat dilarang untuk pemakaian dalam bahan makanan di negara Taiwan. Tapi, Indofood berdalih bahwa produknya sudah memenuhi standar Internasional yang dibuat oleh badan standar makanan internasional, Codex Alimentarius Commision (CAC). Pembelaan pun datang dari importir resmi Indomie di Taiwan, Fok Hing (HK) Trading, mengatakan bahwa mi produk Indomie sudah memenuhi standar keamanan makanan di Hong Kong maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut saya, masalah ini muncul disebabkan karena kesalahan interpretasi standar Internasional oleh otoritas negara Taiwan, yang memang bukan anggota CAC. Langkah penarikkan peredaran mi tersebut bisa dinilai wajar, karena tugas negara memang harus melindungi rakyatnya/konsumen dari potensi keracunan. Mengingat hubungan perdagangan antara Taiwan-Indonesia selama ini saling menguntungkan, sudah selayaknya segera dilakukan rekonsiliasi antara pihak-pihak terkait. Musyawarah untuk mufakat adalah pilihan yang tepat untuk menemukan titik kesepahaman antara interpretasi otoritas Taiwan dan Indonesia.
Isu-isu yang berkembang seiring adanya dugaan jalur ilegal peredaran mi Indomie harus segera ditanggapi dan diusut. Hal tersebut (mi illegal, red) bisa memperparah citra Indofood yang selama ini dikenal baik oleh warga Taiwan.
Apapun hasil perundingan nantinya, harus ditaati para pihak yang berunding. Dan langkah selanjutnya adalah segera melakukan klarifikasi untuk memberitahu masyarakat tentang hasil perundingan dan akar masalahnya. Upaya itu dapat mereduksi keresahan/kekhawatiran masyarakat terhadap produk Indomie yang ditarik massal sebelumnya.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang sudah dipaparkan pada makalah ini, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Kasus Indomie di Taiwan melibatkan beberapa pemeran bisnis internasional, yaitu pemerintahan Taiwan melalui FDA & DOH (Food and Drugs Administration Department Of Health)-nya, para importir melalui Fok Hing (HK) Trading, dua jaringan distributor dan retailer besar Taiwan melalui ParknShop dan Wellcome, perusahaan asal Indonesia melalui PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, dan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan
2. Masalah utamanya terletak pada temuan dua bahan pengawet terlarang, methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, yang notabene sangat dilarang untuk pemakaian dalam bahan makanan di negara Taiwan yang bukan anggota CAC. Temuan itu menimbulkan perbedaan interpretasi antara otoritas Taiwan terhadap Indofood yang memakai standar dari CAC.
3. Upaya yang harus dilakukan adalah perundingan untuk menemukan titik kesepahaman standar. Apapun hasil perundingan tersebut, harus ditaati dan dipublikasikan agar menjadi edukasi terhadap masyarakat/konsumen di Taiwan
3.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan atas kasus ini adalah sebagai berikut :
1. Calon pelaku bisnis Internasional harus mengkomunikasikan dengan jelas tentang produknya kepada Negara tujuan ekspor. Segala dokumentasi dan standar yang melekat pada produk dijelaskan dengan baik untuk menghindari kesalahpahaman
 2. Akan lebih baik jika perusahaan juga menyesuaikan standar produk internasional yang dianut suatu Negara tujuan, dibandingkan hanya menggunakan satu standar asal saja. Hal ini akan memperkuat keyakinan calon konsumen untuk memakai produk perusahaan tanpa khawatir terjadi masalah di kemudian hari
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tempo.co/read/news/2010/10/11/118283832/Mengandung-Pengawet-Terlarang-Indomie-Ditarik-di-Taiwan

Comments

Popular posts from this blog

LINGKUNGAN DOMESTIK, ASING DAN INTERNASIONAL

STRATEGI HARGA INTERNASIONAL/GLOBAL

LATIHAN SOAL BISNIS INTERNASIONAL SEMESTER GENAP 2019