PERTEMUAN VI : ANALISA PASAR DAN STRATEGI MASUK KE PASAR LUAR NEGERI
Strategi Untuk Menganalisa dan Masuk ke Pasar Luar Negeri
Melakukan Penilaian Pasar Luar Negeri Alternatif
1. Analisa
Pasar Luar Negeri
Untuk meningkatkan pangsa pasar,
pendapatan, dan profit, perusahaan biasanya harus melakukan tiga langkah
berikut :
- Melakukan penilaian terhadap pasar-pasar alternatif
- Mengevaluasi biaya, keuntungan, dan risiko memasuki masing-masing pasar
- Memilih pasar yang paling potensial untuk dimasuki atau untuk melakukan ekspansi
Melakukan Penilaian Pasar Luar Negeri Alternatif
Dalam menilai pasar luar negeri
alternatif, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai macam faktor, yang
mencakup ukuran pasar, baik di masa sekarang maupun potensi di masa datang,
tingkat persaingan yang akan dihadapi, linhkungan hukum dan politik, dan faktor
sosiokultural yang mungkin memengaruhi operasi dan kinerja perusahaan.
Potensi Pasar
Langkah pertama dalam pemilihan pasar
luar negeri adalah menilai potensi pasar. Banyak penerbitan, seperti yang
terdapat pada “Membangun Kemampuan Dunia” di Bab 2 menyediakan data tentang
populaasi, Pendapatan Domestik Bruto (PDB), PDB per kapita, infrastuktur
publik, dan kepemilikan barang seperti mobil dan televisi. Keputusan yang
diambil perusahaan dari informasi ini tergantung pada posisi produknya terhadap
pesaingnya. Perusahaan yang memproduksi barang berkualitas tinggi dengan harga
mahal aan menemukan bahwa pasar yang kaya atraktif, namun akan sulit melakukan
penetrasi pada pasaryang miskin. Sebaliknya, perusahaan yang berspesialisasi di
barang yang murah dengan kualitas rendah akan menemukan bahwa pasar yang miskin
akan lebih menguntungkan daripada pasar yang kaya. Perusahaan kemudian harus
mengumpulkan data yang relavan bagi lini produk yang spesifik. Menganalisa data
penjualan alat rumah tangga lain, konsumsi listrik per kapita, atau jumlah
keluarga dengan dua sumber pendapatan. Tetapi, data seperti itu mencerminkan
keadaan masa lalu, bukan masa dpan. Perusahaan juga harus mempertimbangkan
potensi pertumbuhan ekonomi negara dengan memakai ukuran obyektif dan
subyektif. Ukuran obyektif termasuk perubahan pendapatan per kapita, konsumsi
energi, PDB, dan kepemilikan konsumen atas produk tahan lama seperti mobil
pribadi. Pertimbangan yang lebih subyektif juga harus diperhitungkan ketika
menilai potensi pertumbuhan.
Tingkat
Persaingan
Faktor lain yang harus dipertimbangkan
dalam memilih pasar luar negeri adalah tingkat persaingan di pasar, baik
tingkat persaingan di masa sekarang maupun di masa datang. Untuk menilai
lingkungan persaingan, perusahaan harus mengidentifikasikan jumlah dan ukuran
perusahaan yang sudah bersaing di pasar sasaran tersebut, pangsa pasar,
strategi penetapan harga dan distribusi, dan kekuatan serta kelemahan, baik
secara individu maupun kolektif. Perusahaan kemudian harus mempertimbangkan
faktor-fator ini terhadap kondisi pasar sesungguhnya dan posisi kompetitif
perusahaan.
Lingkungan
Hukum dan Politik
Perusahaan perlu memahami kebijakan
perdagangan negara tersebut dan lingkungan hukum dan politiknya. Perusahaan
dapat memilih untuk membatalkan ekspor barangnya ke negara yang memiliki tarif
tinggi atau hambatan dagang lain dan lebih memilih ekspor ke negra yang
hambatannya lebih sedikit atau tidak besar. Stabilitas pemerintah juga faktor
penting dalam menilai pasar luar negeri. Peraturan pemerintah tentang penetapan
harga dan aktivitas promosi juga perlu dipertimbangkan. Kehati-hatian juga
diperlukan untuk menghindari menyinggung perasaan politik negara tujuan.
Pengaruh
Sosiokultural
Manajer yang menilai pasar luar negeri
juga harus mempertimbangkan pengaruh sosiokultural, karena sifatnya yang
subyektif, sering sulit siukur. Untuk mengurangi ketidakpastian akibat faktor
ini, perusahaan sering mengfokuskan usaha awal internasionalisasi di
negara-negara yang memiliki budaya yang sama dengan negara asalnya. Jika
strategi yang diusulkan adalah memproduksi barabf di negara tjuan (host
country) dan mengekspornya ke pasar yang sedang dalam pertimbangan, faktor
sosiokultutal yang paling relavan adalah faktor yang berhubungan dengan
konsumen. Perusahaan yang gagal mengenali kebutuhan dan preferensi konsumen
negara tujuan sering mengalami kesulitan. Perusahaan harus memahami dasar
motivasi kerja di negara itu, norma dalam jam kerja dan penggajian, dan peranan
serikat pekerja. Dengan mempekerjakan dan mendengarkan manajer-manajer lokal,
perusahaan asing dapat menghindari atau mengurangi konflik kultural.
· Mengevaluasi Biaya, Keuntungan, dan Risiko
Langkah selanjutnya dalam penilaian
pasar luar negeri adalah evaluasi yang hati-hati tentang biaya, keuntungan, dan
risiko yang berasal dari bisnis di pasar luar negeri.
Biaya. Dalam hal ini
ada dua jenis biaya yang relavan : biaya langsung dan biaya kesempatan
(opportunity cost). Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan pada saat
perusahaan masuk ke pasar luar negeri yang baru dan meliputi biaya untuk
mendirikan operasi perusahaan (misalnya, sewa beli (leasing) atau membeli
fasilitas tertentu, memindahkan manajer untuk menjalankannya, dan mengiriman
alat-alat dan produk barang dagangan.
Keuntungan. Masuk ke
pasar tertentu dianggap menawarkan ke perusahaan banyak potensi keuntungan bagi
perusahaan itu. Diantara potensi keuntungan yang paling jelas adalah penjualan
dan profit yang diharapkan dari pasar itu. Keuntungan yang lain mencakup biaya
akuisisi dan manufaktur yang lebih murah (jika harga bahan baku dan/atau tenaga
kerja murah), menutup akses pesaing ke pasar tersebut (yang membatasi kemampuan
pesaing untuk memperoleh profit), keunggulan bersaing (yang membuat perusahaan
tetap selangkah lebih maju atau sejajar dengan pesaingnya), akses ke teknologi
baru, dan kesempatan untuk mencapai sinergi dengan operasi lain.
Risiko. Secara umum,
perusahaan yang masuk ke pasar baru menghadapi risiko fluktuasi nilai tukar,
kompleksitas operasi yang meningkat, dan kerugian finansial langsung yang
disebabkan karena penilaian yang tidak akurat tentang potensi pasar. Dalam
kasus yang ekstrim, perusahaan juga menghadapi risiko kerugian karena
pengambilalihan properti oleh pemerintah akibat perang atau terorisme.
2. Memilih
Cara Masuk (Mode of Entry)
Teori eklektik Dunning, yang dibahas
pada Bab 6, memberikan wawasan yang berguna tentang faktor-faktor yang
memengaruhi pilihan antara produksi di dalam negeri (ekspor), produksi di
negara tujuan dengan pabrik yang dimiliki perusahaan (PMA dan usaha patungan),
atau produksi di negara tujuan yang dilakukan oleh pihak lain (lisensi,
waralaba, dan kontrak manufaktur). Ingat kembali bahwa teori eklektik
mempertimbangkan tiga faktor :keunggulan kepemilikan, keunggulan lokasi, dan
keunggulan internalisasi. Faktor lain yang harus dipertimbangkan meliputi
kebutuhan terhadap pengendalian, ketersediaan sumber daya, dan strategi global
perusahaan. Peran ketiga faktor ini dalam keputusan mengenai cara masuk ke
pasar tertentu.
Keunggulan kepemilikan adalah sumber daya nyata (tangible)
dan tidak nyata (intangible) yang dimiliki perusahaan yang memberi keunggulan
bersaing ke perusahaan itu dibanding pesaingnya. Dengan asumsi bahwa perusahaan
lokal mengetahui lebih banyak informasi penting dibanding pesaing asing, maka
perusahaan asing yang berusaha masuk ke pasar baru harus memiliki keunggulan
kepemilikan untuk mengatasi keunggulan informasi yang dimiliki perusahaan
lokal. Peusahaan yang keunggulan bersaingnyan berdasar pada merek yang sudah
dikenal kadang-kadang masuk ke pasar luar negeri melalui cara lisensi atau
waralaba. Keunggulan perusahaan adalah faktor penentu utama kekuatan tawar
menawar perusahaan, sehingga keunggulan ini dapat memengaruhi hasil dari
negosiasi cara masuk yang akan dipakai,
Keunggulan lokasi adalah faktor yang memengaruhi
keingnan perusahaan untuk memproduksi di negara tujuan dibanding memproduksi di
negara asal. Perusahaan secara rutin membandingkan karakteristik ekonomi dan
non-ekonomi pasar dalam negeri dan luar negeri untuk menentukan lokasi
penempatan fasilitas produksinya. Pilihan antara produksi di dalam negeri dan
diluar negeri dipengaruhi oleh banyak faktor. Tingkat upah tenaga kerja relatif
dan biaya akuisisi tanah di negara tertentu sangat penting,namun perusahaan
juga harus mempertimbangkan kelebihan kapasitas atau kapasitas yang tidak
terpakai dari pabrik yang sudah ada, akses ke fasilitas riset dan pengembangan,
persyaratan logistik, kebutuhan pelanggan, dan biaya administrasi tambahan
dalam mengelola fasilitas di luar negeri. Kebijakan pemerintah juga memiliki
pengaruh besar. Tarif yang tinggi akan mengurangi ekspor daan mendorong
produksi lokal, sementara pajak perusahaan yang tinggi atau pembatasan
pengiriman keuntungan ke negara asal (repatriasi) akan membatasi PMA.
Keunggulanlokasi juga dapat berupa ikatan budaya, ikatan geografis, agama,
bahasa.
Keunggulan internalisasi adalah keunggulan yang membuat
perusahaan diharapkan menghasilkan produk atau jasanya sendiri bukannya
mengadakan kontrak dengan perusahaan lain untuk memproduksinya. Tingkat biaya
transaksi (biaya bernegosiasi, memonitor, dan melaksanakan perjanjian) sangat
penting dalam keputusan ini. Jika biaya tersebut tinggi, perusahaan akan
mengandalkan PMA dan usaha patungan sebagai cara masui ke pasar. Jika biayanya
murah, perusahaan akan memakai waralaba, lisensi atau kontrak manufaktur.
Faktor lain mungkn juga memengaruhi pilihan cara masuk. Misalnya, perusahaan
kemungkinan sangat mempetimbangkan pengendalian dan ketersediaan sumber daya.
Kurangnya pengalaman di pasar luar negeri menyebabkan ketidakpastian bagi
perusahaan. Untuk mengurangi ketidakpastian ini, beberapa perusahaan mungkin
lebih suka cara masuk pertama kali yang memberikan tingkat pengendalian tinggi.
Akan tetapi, perusahaan yang kekurangan modal atau eksekutif berbakat tidak
akan mampu atau tidak ingin memberikan komitmen untuk menanamkan investasi
dalam jumlah besar yang memerlukan pengendalian, perusahaan lebih suka cara
masuk yang ekonomis menurut kemampuan finansial dan manajerial mereka, misalnya
lisensi. Pilihan perusahaan juga didorong oleh kebutuhan untuk
mengkoordinasikan aktivitasnya di semua pasar sebagai bagian strategi
globalnya. Misalnya, IBM karena alasan ini secara tradisional lebih suka cara
masuk yang berorientasi kepemilikan sebagai bagian dari strategi
globalisasinya. Secara singkat, seperti kebanyakan aktivitas bisnis, pilihan
cara masuk ke pasar tertentu sering merupakan pilihan antara tingkat risiko
yang ditanggung perusahaan, potensi keuntungan yang didapat dari pasar,
besarnya tingkat komitmen sumber daya yang diperlukan untuk bersaing secara
efektif dan tingkat pengendalian yang diinginkan perusahaan.
3. Ekspor
ke Pasar Luar Negeri
Barangkali cara
paling mudah untuk menginternasionalkan bisnis domestik adalah melakukan
ekspor, bentuk aktivitas bisnis internasional. Ekspor memberikan beberapa
keuntungan ke perusahaan. Pertama, perusahaan dapat mengendalikan keterpaparan
finansialnya (financial exposure) pada pasar negara tujuan yang dianggap sesuai
dengan keinginan. Hanya sedikit atau tidak ada investasi modal yang diperlukan
jika perusahaan memilih untuk menyewa perusahaan lokal di negara tujuan itu
guna mendistribusikan produknya. Perusahaan dapat memilih untuk
mendistribusikan produknya sendiri supaya dapat mengendalikan pemasarannya
dengan lebih baik. Jika perusahaan memilih pendekatan ini, perusahaan dapat
menaikkan biaya penjualan karena peran perantara dihilangkan. Akan tetapi,
biaya investasi dan keterpaparan finansial akan meningkat secara substansial,
karena perusahaan harus melengkapi dan menjalankan sendiri pusat distribusinya,
merekrut pegawai dan memasarkan produknya.
Kedua, ekspor
memungkinkan perusahaan dapat masuk ke pasar luar negeri secara bertahap,
sehingga perusahaan dapat menilai kondisi lokal dan menyesuaikan produknya
untuk memenuhi kebutuhan istimewa konsumen negara tersebut. Jika ekspornya
diterima dengan baik oleh konsumen negara tujuan tersebut, perusahaan dapat
memakai pengalaman ini sebagai dasar untuk masuk ke pasar tersebut dengan lebih
ekstensif
kog gk bisa di downloud...
ReplyDelete