STRATEGI HARGA INTERNASIONAL/GLOBAL
1.
STRATEGI MENETAPKAN HARGA GLOBAL
Strategi menetapkan harga yang efektif untuk pasar internasional adalah
strategi yang dipengaruhi oleh persaingan dan biaya dalam mengambil keputusan
menyangkut harga. Harga kompetitif hanya dapat ditentukan dengan meninjau
tingkat harga produk pesaing dan produk pengganti di pasar sasaran. Seperti
yang akan kita diskusikan kali ini. Salah satu cara terbaik untuk memperoleh
informasi ini adalah mengunjungi pasar itu sendiri. Setelah tingkat harga ini
ditetapkan harga dasar dapat ditentukan.
Empat langkah yang menentukan harga
dasar adalah :
- menetapkan elastisitas harga dari permintaan. Permintaan yang tidak fleksibel memungkinkan harga yang lebih tinggi.
- buat perkiraan biaya tetap dan biaya variabel dari proses manufaktur dengasn volume penjualan yang diproyeksikan. Biaya adaptasi produk harus diperhtiungkan.
- tetapkan semua biaya yang berhubungan dengan program pemasaran.
- pilih harga yang memberikan marjin kontribusi paling tinggi.
Penentuan akhir dari harga dasar dapat dibuat hanya setelah semua nunsur
bauran pemasaran ditentukan. Semuanya ini termasuk strategi distribusi dan
strategi komunikasi. Sifat dan panjang saluran dalam program pemasaran akan
mempengaruhi marjin, seperti biaya periklanan dan komunikasi. Jelas, program
pemasaran mempunyai pengaruh dramatis pada harga akhir produk.
Empat langkah di atas mungkin memberi kesan sederhana, tetapi kenyataannya
tidak demikian. Seringkali tidak mungkin untuk memperoleh informasi yang pasti
dan tepat yang akan menjadi dasar harga optimal. Di berbagai belahan dunia
informasi pasar eksternal menyimpang dan tidak akurat. Hal yang sama juga
berlaku untuik informasi internal. Di Rusia misalnya, riset pasar merupakan
konsep yang relatif baru. Secara historis, informasi pasar terperinci tidak
terkumpul dan menyebar. Di samping itu, manjaer di pabrik yang diswastakan
menglami kesulitan menetukan harga, karena ada akunting biaya yang berhubungan
dengan manufaktur seringkali tidak ada.
1.
Tujuan penetapan harga
Harga di
pasar internasional tidak terukir di atas batu, harga itu harus dievaluasi pada
interval tertentu secara teratur dan disesuaikan bila perlu. Demikian pula, tujuan
penetapan harga mungkin berubah-ubah tergantung pada tahap daur hidup produk
dans ituasi kompetitif spesifik. Empat pendekatan harga yang paling sering
dijumpai adalah meraup laba dari segmen pasar (market skimming), penetrasi
pasar, menambahkan laba biaya produksi.
1)
Market skimming, Strategi penetapan harga berdasarkan
pada market skimming merupakan usaha dengan sengaja untuk mencapai suatu segmen
pasar yang bersedia membayar harga tinggi untruk suatu produk. Dalam contoh
seperti itu, produk harus menciptakan nilai yang tinggi bagi pembeli. Strategi
penetapan harga ini seringkali dipergunakan dalam fase introduksi siklus hidup
produk ketika kapasitas produksi dan persaingan terbatas.
2)
Penetapan harga penetrasi, Penetapan harga penetrasi
menggunakan harga sebagai alat uintuk bersaing untuk memperoleh pasar.
Masyoritas perusahaan yang menggunakan penetapan jenis harga ini dalam
pemasaran internasional berada di kawasan Pasifik. Pabrik berskala efisien dan
rendahnya tenaga kerja membuat perusahaan-perusahaan ini dapat mengadakan
“serangan mendadak” ke pasar.
3)
Mempertahankan pasar (Market Holding), Strategi
mempertahankan pasar seringakali dipergunakan oleh perusahaaan yang ingin
mempertahankan pengsa pasar mereka. Dalam pemasaran di suatu negara, strategi
ini seringkali berupa reaksi terhadap penyesuaian harga oleh pesaing.
Misalanya, ketika salah satu perusahaan mengumumkan penurunan harga khusus,
sebagian besar perusahaan penerbangan harus menyesuaikan harga.
4)
Cost-plus/peningkatan harga, Perusahaan yang terjun di
bidang ekspor seringkali menggunkan strategi yang disebut strategi penetapan
harga cost-plus untuk memperoleh pijakan di pasar global. Terdapat dua metode
penetapan harga cost-plus. Metode yang lebih tua adalah metode akunting bniaya
historis, yang menentukan jumlah semua biaya proses manufaktur langsung dan
tidak langsung serta biaya umum dan administrasi. Sebuah pendekatan yang
akhir-akhir ini dipergunakan dikenal sebagai metode estimated future cost
(perkiraan biaya d masa depan).
2.
Menggunakan sumber pemasok sebagai suatu alat
starategis dalam menetapkam harga produk., Pemasar internasional mempunyai
beberapa pilihan dalam menangani masalah peningkatan harga yang diuraikan dalam
bagian akhir. Sebagian pilihan itu ditentukan oleh produk dan persaingan pasar.
Pemasar produk jadi buatan dalam negeri mungkin terpaksa mengalihkan pembelian
komponen tertentu dari sumber pemasok di luar negeri agar biaya yang ditetapkan
dapat tetap kompetitif timur jauh dan amerika selatan muncul; dengan sumber
yang menarik dengan biaya rendah. Pilihan lain adalah low persen mengandalkan
produk jadi dari luar negeri didekat atau dipasar itu sendiri pemilik pabrik
dapat mengadakan pengaturan seperti perjanjian memberikan lisensi, usaha
patungan atau transfer teknologi dengan pilihan ini pemilik pabrik bisa hadir
yang ingin dimasuki
3.
Dumping, Dumping adalah strategi penetapan harga
global yang penting. Kode anti dumping dari dari GATT yang diusahakan tahun
1979 mentapkan dumping sebagai penjualan produk impor dengan harga yang lebih
rendah dari pada biasanya dikenakan pada produk yang sejenis dipasar domestik
atau dinegara asal. Sebagai tambahan banyak negara memiliki kebijakan dan
prosedur sendiri unutk melindungi perusahaan nasional dari praktik dumping. UU
anti dumping A.S tahun 1921 yang diberlakukan oleh departemen keuangan A.S,
tidak mendefisinikan dumping secara eksplisit tetapi merujuk pada persaingan
yang tidak adil, akan tetapi kongres telah menetapkan dumping sebagai
perdagangan yang tidak adil yang mengakibatkan “kerugian merusak atau
menghalngi pendirian industri amerika”dengan kondisi seperti ini dumping
terjadi kalau barang impor dijual dipasar A.S dengan harga yang lebih rendah
dari pada biaya produksi ditambah margin laba atau dengan harga dibawah harga
jual di negara pembuatnya. Beberapa ahli ekonomi akan menolak dumping dalam
jangka panjang, jika ini dilaksanakan ada sebuah peluang bagi negara untuk
mengambil sumber yang memiliki biaya rendah bagi barang tertentu dan melakukan
spesialisasi dibidang yang lain. Tipe dumping yang dilakukan bagi kebayakan
perusahaan bersifat sporadis dan tidak dapat diperkirakan dan tidak dapat
dijadikan dasar andalan untuk merencanakan ekonomi sebaliknya keadaan ini akan
menghancurkan perusahaan domestik
2.
PENGARUH LINGKUNGAN PADA KEPUTUSAN PENETAPAN HARGA
Banyak
sekali pertimbangan linkungan yang dihadapi oleh pemasar internasional
diantaranya adalah inflasi, devlasidan revaluasi pengaturan dan subsidi di
pemerintah tingkah laku kompetitif serta permintaaan pasar, diantara faktor ini
bekerja saling barkaitan, misalnya inflasi disertai dengan pengaturan oleh
pemerintah. Diskusi dari berbagai pertimbangan dapat diikuti di bawah ini.
a) Menetapkan
harga dalam lingkungan yang sedang dilanda inflasi, Inflasi atau perubahan
harga yang selalu naik, merupakan fenomena diseluruh dunia. Inflasi memerlukan
penyesuaian harga secara periodik penyesuaian ini dilakukan karena biaya
meningkat yang harus dicakup dalam harga jual yang meningkat tadi. Persyaratan
yang perlu dari penetapan harga dilingkungan yang menghadapi inflasi adalah
mempertahankan margin operasi. Tidak peduli praktik acounting biaya bila sebuah
perusahaan mempertahankan marginnya.perusahaan itu secara spesifik melindungi
dirinya dari pengaruh inflasi.
b) Devaluasi
dan revaluasi, Dengan kurs sistem tukar mata uang mengambang devaluasi dan
revaluasi terjadi ketika nilai mata uang berfluktuasi di pasar mata uang.
Devaluasi merupakan menurunnya dari nilai mata uang terhadap mata uang yang
lain. Sebaliknya revaluasi adalah menaiknya nilai mata uang terhadap mata uang
yang lain.
c) Kendali dan
subsidi pemerintah, Bila tindakan pemerintah membatasi kebebasan menejemen
untuk menyesuaikan harga dengan sendiri usaha unutk mempertahankan margin yang
dikorbankan dengan kondisi tertentu, tindakan pemeriuntah merupakan ancaman
serius terhadap kemampuan menghasilkan laba dari operasi anak perusahaan sebuah
negara yang mengalami kesulitan keuangan dan berada ditengah krisis keuangan
(misalnya kekurangan cadangan mata uang asing yang sebagian karena inflasi, sehingga
terjadi pelarian modal) berada dalam tekanan untuk melakukan jenis tindakan.
Keadaan ini terjadi dinegara Brasil dalam waktu bertahun tahun dan dalam
berbagai keadaan, pemerintah akan mengambil langkah-langkah segera bukannya
mengungkapkan terjadinya inflasi dan kekurangan cadangan mata uang asing.
Langkah-langkah seperti ini biasanya menggunakan pengendalian biaya secara umum
atau lebih mungkin menggunakan pengendalian biaya secara selektif, kalau
pengendalian harga selektif dipilih perusahaan asing lebih dikendalikan
daripada bisnis lokal apalagi bila perusaahan asing kurang bisa memberikan
pengaruh pada putusan politik pemerintah, seperti yang dimiliki oleh menejer
lokal.
d) Tingkah laku
persaingan, Seperti yang telah dikemukakan semua keputusan penetapan harga
tidak hanya dipengaruhi oleh biaya tetapi juga oleh permintaan dan tindakan
pesaing, jadi hambatan lain dari fleksibilitas manajemen untuk mempertahankan
margin laba kotor dan laba operasional adalah tingkah laku persaingan. Bila
persaingan tidak bisa menyesuaikan harga mereka sebagai respon peningkatannya
bahkan bila sudah tepat mengetahui pengaruh naiknya biaya pada laba operasi
akan amat menghambat dalam menyesuaikan harga yang diperlukan, sebaliknya bila
pesaing memiliki pabrik dengan upah tenaga kerja yang rendah atau mencari
pemasok dari negara dengan upah yang rendah sepertinya harga perlu diturunkan
agar lebih kompetitif.
e) Permintaan
pasar, Hambatan akir dari kemampuan pemilik pabrik untuk menyesuaikan harga
adalah pasar itu sendiri, sebuah perusahan harus waspada terhadap pengaruh
penyesuaian harga terhadap permintaan produk ini. Tujuan dari suatu bisnis
tidak hanya mempertahankan laba kotor dan laba operasional dengan menghasilkan
laba sebesar mungkin. Dalam beberapa situasi pengurangan laba dapat menyebabkan
laba yang lebih besar dari pada mempertahankan margin laba. Manajemen harus
waspada terhadap kemungkinan ini.
3.
PENETAPAN HARGA TRANSFER
Penetapan harga transfer (trasfer princing) adalah penetapan harga barang
dan jasa yang dipertukarkan dalam transaksi penjualan antar perusahaan, ketika
perusahaaan bertambah luas dan menetapkan operasi desentralisasi, pusat laba
perusahaan menjadi komponen yang menjadi penting dalam gambaran keuangan perusahaan
secara umum. Suatu sistem rasional dari penetapan harga tranfer diperlukan
untuk memastikan kemampuan penghasilan laba disetiap tingkat. Idealnya pusat
laba desentrlisasi merupakan perolehan untuk mengukuran dan mengevaluasi untuk
kerja disamping memotivasi menejemen tingkat divisi unutk mencapai sasaran
korporasi. Kalau sebuah perusahaan memperluas operasinya melewati batas-batas
negara dimensi dan komplikasi baru bertambah pada penetapan harga transfer.
a)
Transfer sesuai dengan biaya, Perusahaan menggunakan
pendekatan transfer sebesar biaya mengakui bahwa penjulan oleh afilasi
internasional memberikan kontribusi pada kemampuan korporasi menghasilkan laba
dengan menghasilkan dan efisiensi dalam operasi manufaktur domestik. Pendekatan
ini mengasumsikan biaya yang lebih rendah menyebabkan presentasi perusahaan
afiliansi lebih baik, yang akirnya menguntungkan seluruh organisasi.
b)
Penetapan harga pokok plus, Perusahaan yang mengikuti
metode harga pokok plus mengambil posisi bahwa harga harus diperoleh untuk semua
produk atau jasa pada setiap tahap gerakan melewati sistem korporasi, walaupun
penetapan harga pokok plus dapat menghasilkan harga yang sama sekali tidak
berhubungan dengan kondisi persaingan atau permintaan dipasar internasional,
banyak pengekspor yang berhasil menggunakan pendekatan ini
c)
Penetapan harga transfer berdasarkan harga pasar,Harga
transfer berdasarkan pada pasar dihitung dari harga yang diperlukan untuk
bersaing dipasar internasional. Hambatan dari harga ini adalah dari harga pokok
tetapi terdapat variasi yang cukup besar dalam penentuan harga pokok. Harus ada
keputusan apakah harga yang dipakai didasarkan pada tingkat volume sebenarnya
atau yang direncanakan.
d)
Penetapan harga transfer yang menjaga jarak, Harga
yang juga harus dibayar oleh pihak yang tidak berkaitan dalam transaksi yang
serupa disebut sebagai penetapan harga transfer “yang menjaga jarak” guna
menggunakan pendekatan ini harga untuk menjaga jarak harus ditetapkan, hal ini
imungkinkan akan sulit terealisasi kecuali untuk jenis produk komuditas. Harga
penjaga jarak dapat menjadi sasaran bila tidak dipandang sebagai suatu titik
melainkan suatau rentang deret harga hal penting yang perlu diingat adalah
penetapan harga menjaga jarak dalam produk yang dibedakan tidak menghasilakn harga
spesifik yang dapat diperkirakan.
e)
Peraturan perpajakan dan harga trnsfer, Karena
korporasi global melakukan bisnis di dunia yang memiliki karakteristik tingkat
pajak yang berbeda, terdapat intensif untuk memaksimalkan dinegara negara
dengan tingkat pajak paling rendah dan meminimalkan penghasilan dinegara-negara
dengan pajak tinggi. Pemerintah dengan sendirinya menyadari hal itu, akir-akir
ini banyak pemerintah yang mencoba memaksimalkan pendapatan pajak nasional
dengan memeriksa penghasilan perusahaan dan memberi mandat relokasi penghasilan
dan pengeluaran.
f)
Hambatan lain dalam penetapan harga internasional
1)
Kendala perusahaan dan sistem informasi, Penetapan
transfer untuk meminimalkan kewajiban pajak dapat menyebabkan penyimpangan yang
tidak diharapkan dan tidak diinginkan. Perusahaan harus menyesuaikan sistem
pengendalian dan menggunakan kriteria berbeda untuk mengevaluasi prestasi kerja
manajerial di tempat yang hampir tidak mengenakan pajak.
2)
Hambatan bea masuk dan tarif, Biaya dan laba korporasi
juga dipengaruhi oleh besarnya bea masuk impor. Semakin tinggi bea masuk itu,
semakin rendah harga transfer yang diinginkan. Tarif bea masuk dan pajak di
sebuah negara tidak selalu menciptakan tekanan yang sama pada harga transfer.
3)
Pengaturan pemerintah, Seperti yang dicatat dalam
bagian di atas mengenai pengaruh lingkungan pada penetapan harga, pengaturan
pemerintah juga dapat mempengaruhi keputusan penetapan harga transfer. Beberapa
pengatruran pemerintah langsung mempengaruhi penetapan harga pasar di sebuah
negara.
4)
Usaha patungan, Usaha patungan menyajikan insentif
untuk menentukan harga transfer pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang
dipergunakan dalan penjualan ke afiliasi yang sepenuhnya dimiliki sendiri, arena
bagian yang diperoleh perusahaan dalam usaha petungan dari penghasilan kurang
adari 100%. Laba yang diperoleh dari usaha patungan harus dibagikan.
Di bawah ini dipaparkan beberapa pertimbangan penetapan haarga transfer
usaha patungan:
1)
Cara transfer akan disesuaikan sebagai respon
perubahan kurs mata uang.
2)
Penurunan biaya manufaktur yang diharapkan akibat
perbaikan dari kurva belajar (learning curve) dan bagaimana mancerminkan hal
ini dalam harga transfer.
3)
Kemungkinan naik atau turunnya tingkat royalti kalau
salah satu pihak dalam usaha patungna memperbaiki teknologi atau memperolehnya
dari sumber lain.
4)
Perubahan pemasok produk atau kemampuan dari pemasok
induk ke pemasok alterantif.
5)
Pengaruh persaingan pada volume dan marjin keseluruhan
4.
PENETAPAN HARGA GLOBAL:TIGA MACAM ALTERNATIF KEBIJAKAN
Kebijakan penetapan harga seperti apa yang harus dipegang oleh perusahaan
global, kalau dipandang secara luas tiga posisi alterantif yang dapat diambil
oleh sebuah perusahaan terhadap penetapan harga untuk seluruh dunia.
a) Perluasan/Etnosentris,
Alternatif pertama dapat disebut sebagai kebijakan penetapa harga
perluasan/etnosentris. Kebijakan ini mengharuskan harga suatu barang sama
diseluruh dunia dan pengimpor menanggung ongkos kirim dan biaya impor.
b) Adaptasi/Polisentris,
Alternatif kebijakn penetapan harga kedua disebutr adaptasi/polisentris.
Kebijakan ini mengijinkan manajer anak perusahaan atau afiliasi menetapkan
berapapun harga yang mereka rasa paling cocok untuk situasi yang mereka hadapi.
c) Penemuan
baru/Geosentris, Pendekatan ketiga pada penetapan harga internasional disebut
penemuan baru/geosentris. Dengan menggunakan pendekatan ini, sebuah perusahaan
tidak menetapkan satu harga untuk diberlakukan di seluruh dunia dan tidak juga
menyerahkan keputusan penentuan harga kepada anak perusahaan, tetapi mengambil
posisi diantara keduanya.
Comments
Post a Comment