Defisit Neraca Perdagangan Indonesia 2014
Jakarta -Indonesia masih mencatatakan defisit neraca
perdagangan. Pada September 2014, defisit neraca perdagangan Indonesia
mencapai US$ 270,3 juta disebabkan masih banyaknya impor minyak dan gas
(migas).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip detikFinance, Selasa (4/11/2014), impor migas September 2014 mengalami kenaikan 4,11 miliar kg dengan nilai US$ 3,65 miliar atau Rp 43,8 triliun.
Jika lebih dirinci, impor migas didominasi oleh hasil minyak senilai US$ 2,52 miliar. Lebih tinggi dibanding sebulan sebelumnya yaitu US$ 2,04 miliar.
Impor hasil minyak tersebut meliputi impor jenis bahan bakar motor dan minyak ringan senilai US$ 1,33 miliar. Meningkat dari bulan sebelumnya sebesar US$ 1,18 miliar.
Sementara impor bahan bakar pesawat juga naik dari US$ 45,72 juta pada Agustus 2014 menjadi US$ 120,05 juta pada September 2014.
Impor bahan bakar diesel juga ikut terkerek menjadi US$ 801,5 juta pada September 2014. Jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya yakni US$ 536,46 juta.
Namun untuk impor hasil minyak lainnya tercatat turun menjadi US$ 271,07 juta pada September 2014. Sementara bulan sebelumnya adalah US$ 282,57 juta.
Impor migas jenis lain yang menyebabkan defisit adalah minyak mentah. Pada September 2014, Indonesia masih mengimpor minyak mentah senilai US$ 875,57 juta. Turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 1,13 miliar.
Impor gas juga masih tinggi. Pada September 2014 tercatat naik menjadi US$ 255,03 juta, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 227,98 juta.
Secara akumulasi, impor migas Indonesia selama periode Januari-September 2014 mencapai 35,58 miliar kg dengan nilai US$ 33,02 miliar. Sedangkan pada periode yang sama pada 2013, impor migas tercatat 36,53 miliar kg dengan nilai US$ 33,63 miliar.
(drk/hds)Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip detikFinance, Selasa (4/11/2014), impor migas September 2014 mengalami kenaikan 4,11 miliar kg dengan nilai US$ 3,65 miliar atau Rp 43,8 triliun.
Jika lebih dirinci, impor migas didominasi oleh hasil minyak senilai US$ 2,52 miliar. Lebih tinggi dibanding sebulan sebelumnya yaitu US$ 2,04 miliar.
Impor hasil minyak tersebut meliputi impor jenis bahan bakar motor dan minyak ringan senilai US$ 1,33 miliar. Meningkat dari bulan sebelumnya sebesar US$ 1,18 miliar.
Sementara impor bahan bakar pesawat juga naik dari US$ 45,72 juta pada Agustus 2014 menjadi US$ 120,05 juta pada September 2014.
Impor bahan bakar diesel juga ikut terkerek menjadi US$ 801,5 juta pada September 2014. Jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya yakni US$ 536,46 juta.
Namun untuk impor hasil minyak lainnya tercatat turun menjadi US$ 271,07 juta pada September 2014. Sementara bulan sebelumnya adalah US$ 282,57 juta.
Impor migas jenis lain yang menyebabkan defisit adalah minyak mentah. Pada September 2014, Indonesia masih mengimpor minyak mentah senilai US$ 875,57 juta. Turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 1,13 miliar.
Impor gas juga masih tinggi. Pada September 2014 tercatat naik menjadi US$ 255,03 juta, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 227,98 juta.
Secara akumulasi, impor migas Indonesia selama periode Januari-September 2014 mencapai 35,58 miliar kg dengan nilai US$ 33,02 miliar. Sedangkan pada periode yang sama pada 2013, impor migas tercatat 36,53 miliar kg dengan nilai US$ 33,63 miliar.
Sumber: Detik.com
Comments
Post a Comment